Pimpinan dan Hakim Tinggi PTA Palu Ikuti Upacara Hari Pahlawan Secara Virtual
Palu||www.pta-palu.go.id
Bertempat di Ruang Command Center, Rabu (10/11), Ketua, Wakil Ketua, dan para Hakim Tinggi PTA Palu mengikuti secara virtual Upacara Memperingati Hari Pahlawan ke 76. Upacara dilangsungkan di halaman Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta. Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Dalam sejarahnya, peringatan Hari Pahlawan untuk pertama kalinya didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Keputusan Presiden yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno tersebut, dimaksudkan untuk mengenang jasa para pahlawan dalam perjuangan heroik tanggal 10 November 1945. Pertempuran yang terjadi di Surabaya antara tentara Indonesia melawan pasukan Inggris, merupakan perang perdana pasukan Indonesia dengan pasukan asing tidak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pertempuran ini dianggap sebagai pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi nasional, sehingga dijadikan simbol nasional atas perlawanan melawan kolonialisme.
Tema peringatan Hari Pahlawan tahun 2021 adalah “Pahlawanku Inspirasiku”. Sedangkan logo Hari Pahlawan tahun ini, terdiri dari simbol-simbol : bambu runcing, pahlawan, buku, bendera merah putih, dan kepalan tangan. Bambu runcing yang saat itu dijadikan sebagai senjata pasukan Indonesia merupakan simbol keberanian para pahlawan dalam menghadapi rongrongan penjajah. Sosok pahlawan dalam logo tersebut merupakan figur yang berani mengorbankan kenyamanan hidupnya demi orang lain dapat memperoleh kebahagiaan. Sedangkan simbol buku, merupakan sumber inspirasi generasi masa kini untuk mengetahui sejarah dan kisah heroik dari pahlawan kusuma bangsa. Simbol bendera merah putih sebagai simbolisasi sebuah bangsa dan negara yang dahulu diperjuangkan oleh para pahlawan meskipun nyawa taruhannya. Adapun kepalan tangan sebagai simbol keteguhan para pahlawan dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sisi lain yang sangat menarik dari perjuangan arek-arek Suroboyo kala itu adalah disertakannya spirit kejuangan yang berbasis ruh jihad Islam. Hal ini dapat difahami, mengingat motivasi para pejuang saat itu berpegang pada seruan “Resolusi Jihad”-nya Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Resolusi yang dikumandangkan pada tanggal 22 Oktober 1945 tersebut, terbukti mempunyai efek yang luar biasa. Hal ini yang membuat para pejuang 10 November 1945, tiada hentinya memekikkan kalimat takbir, sambil menghadapi desingan peluru dari balatentara NICA yang ingin mengambil alih lagi Indonesia usai kekalahan Jepang pada Perang Dunia ke dua. Akhirnya berkat pertolongan Allah, para pejuang kita memenangkan pertempuran, dan Indonesia berhasil dipertahankan menjadi negara berdaulat. Semoga kedaulatan negeri tercinta yang telah diperjuangkan melalui jiwa, darah dan tetes air mata para syuhada, akan selalu bertahan sampai kapanpun berbekal spirit nilai-nilai dan moralitas para pendahulu kita. (gfr).